BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia seperti yang
kita ketahui sangat erat sekali hubungannya dengan kebudayaan dan pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “ Education as
Cultural Conservation ”. Disini peran pendidikan sebagai pelestarian
budaya dan pendidikan harus didasarkan kepada nilai – nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Sebab kebudayaan tersebut telah
teruji dalam segala zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan adalah esensial yang
mampu mengemban hari kini dan masa depan umat manusia (Mohammad Noor Syam,
1984). Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup
dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan nilai –
nilai budaya bagi kehidupan manusia.
Hakikat manusia dalam
melestarikan dan menjaga kebudayaan adalah suatu keharusan agar tidak
terpengaruh oleh kebudayaan lainnya. Kita harus menjaga keaslian budaya kita
karena kebudayaan tersebut merupakan warisan dari nenek moyang kita dahulu.
Kebudayaan itu di ibaratnya seperti ciri khas dari manusia yang
menggunakan kebudayaan tersebut. Namun akhir – akhir ini kita pasti sudah tahu
kalau banyak dari kebudayaan Negara kita ini telah terpengaruh oleh kebudayaan
luar, khususnya kebudayaan barat. Ini merupakan efek dari arus globalisasi yang
sangat kencang sehingga banyak kebudayaan – kebudayaan dari luar yang bebas
keluar masuk ke dalam Negara kita ini sehingga kebudayaan kita sedikit
terpengaruh.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Hubungan
manusia dan kebudayaan
2.
Hubungan
manusia dan pendidikan
3.
Kaitan
manusia, kebudayaan dan pendidikan
C.
Tujuan
Masalah
1.
Untuk
mengetahui hubungan manusia dan kebudayaan
2.
Untuk
mengetahui hubungan manusia dan pendidikan
3.
Untuk
mengetahui kaitan manusia, kebudayaan dan pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Hubungan
manusia dan kebudayaan
Manusia adalah
makhluk individual, namun demikian manusia tidak hidup sendiri, tidak mungkin
hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup
dalam keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dengan sesamanya (
bermasyarakat ) setiap individu menepati kedudukan ( status ) tertentu. Di
samping itu, setiap individu mempunyai dunia dan tujuan hidup masing – masing.
Terdapat hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Terdapat hubungan timbal balik antara
individu dengan sesamanya dalam rangka mengukuhkan eksistensinya masing –
masing maka hendaknya terdapat keseimbangan antara individualitas dan
sosialitas pada setiap manusia.
Manusia
memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya,
dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada di luar manusia, bahkan
hakikatnya meliputi perbuatan manusia itu sendiri. Berbicara tentang kebudayaan
adalah berbicara tentang manusia itu sendiri. Kebudayaan bertautan dengan
kehidupan manusia sepenuhnya, kebudayaan menyangkut sesuatu yang Nampak dalam
bidang eksistensi setiap manusia. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan,
bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena bersama kebudayaannya ( C. A.
Van Peursen, 1957 ). Sejalan dengan ini Ernst Cassirer menegaskan bahwa manusia
tidak akan menjadi manusia karena faktor di dalam dirinya, seperti misalnya
naluri, melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaannya.
Kebudayaan memiliki
fungsi postif bagi manusia, namun demikian apabila manusia kurang bijaksana
dalam mengembangkannya, kebudayaan pun dapat menimbulkan kekuatan – kekuatan
yang mengancam eksistensi manusia. Contoh dalam perkembangan kebudayaan yang
begitu cepat, sejak abad yang lalu disinyalir telah menimbulkan krisis
antropologis. Kebudayaan tidak bersifat statis melainkan dinamis. Kodrat dinamika
pada diri manusia mengaplikasikan adanya perubahan dan pembaharuan
kebudayaan. Hal ini tentu saja didukung pula oleh pengaruh kebudayaan
masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan negatif dari kebudayaan
terhadap manusia, masyarakat kadang – kadang terombang – ambing di antara dua
relasi kecenderungan. Di satu pihak ada yang mau melestarikan hal – hal
lama ( tradisi ), sedang yang lain terdorong untuk menciptakan hal – hal
baru ( inovasi ). Ada pergolakan yang tak kunjung reda antara tradisi
dan inovasi. Hal ini meliputi semua kehidupan budaya ( Ernst Cassirer, 1987 ).
Kebudayaan mempunyai
sifat normatif, karena diarahkan oleh nilai – nilai yang diakui bersama di
dalam suatu masyarakat. Proses pendidikan dengan sendirinya merupakan suatu
proses yang normatif, yang di dasari dengan nilai – nilai. Salah satu contoh
kebudayaan adalah pendidikan. Pendidikan sebagai suatu proses kebudayaan yang
harus melihat peserta didik sebagai individu yang menyeluruh atau sebagai
seorang seutuhnya. Kebudayaan juga mengatur manusia untuk bertindak.
B.
Hubungan
manusia dan pendidikan
Manusia sebagai
makhluk yang diberikan kelebihan oleh Allah dengan suatu bentuk akal pada diri
manusia yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa
untuk mengolah akal pikirannya manusia memerlukan pola pendidikan melalui suatu
proses pembelajaran. Hubungan manusia dengan pendidikan sangat erat karena mempunyai
ikatan yang tidak dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidupnya.
Manusia disebut juga “ Homo Sapiens ” yang artinya sebagai makhluk yang
mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Salah satu insting manusia
adalah selalu cenderung ingin mengetahui segala sesuatu disekelilingnya, yang
belum diketahuinya. Berawal dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
bisa menjadi bisa. Dari rasa ingin tahu maka timbulah ilmu pengetahun yang
bermanfaat untuk manusia itu sendiri.
Dalam hidupnya
manusia digerakan sebagian oleh kebutuhan untuk mencapai sesuatu dan sebagian
lagi oleh tanggung jawab sosial dalam bermasyarakat. Manusia bukan hanya
mempunyai kemampuan – kemampuan, tetapi juga mempunyai keterbatasan –
keterbatasan. Manusia tidak hanya memiliki sifat – sifat yang baik namun juga
mempunyai sifat – sifat yang kurang baik. Menurut pandangan pancasila manusia
mempunyai keinginan untuk mempertahankan hidup dan menjaga kehidupan lebih
baik. Setiap manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan
manusia dapat mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol
serta menentukan dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan
kepribadian manusia dapat diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui
pendidikan kemampuan tingkah laku manusia dapat didekati dan di analisis secara
murni. Kemampuan seperti itulah yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang
lainnya. Manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui pendidikan, karena manusia
dapat tumbuh berkembang melalui suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu
bersifat jasmani maupun bersifat rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan
Pendidikan demi mendapatkan perkembangan yang optimal sebagai manusia. Dalam
ajaran Agama Islam memandang bahwa manusia sebagai tubuh, akal dan hati nurani.
Potensi dasar manusia yang dikembangkan itu tidak lain adalah bertuhan dan
cenderung kepada kebaikan bersih dari dosa, berilmu pengetahuan serta bebas
memilih dan berkreasi. Kemampuan kreatif manusia pun berkembang secara bertahap
sesuai ukuran tingkat kekuatan dan kelemahan unsur penunjang kerativitas
seperti pendengaran, pengelihatan serta pola piker manusia tersebut.
Berdasarkan undang – undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 BAB I, bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kperibadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
C.
Kaitan
manusia, kebudayaan dan pendidikan
Manusia seperti yang
kita ketahui sangat erat sekali hubungannya dengan kebudayaan dan pendidikan.
Pendidikan merupakan upaya untuk memelihara kebudayaan, “ Education as
Cultural Conservation ”. Disini peran pendidikan sebagai pelestarian
budaya dan pendidikan harus didasarkan kepada nilai – nilai kebudayaan yang
telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Pendidikan merupakan salah satu
unsur kebudayaan, karena proses pendidikan pada dasarnya merupakan hakikat dari
kebudayaan itu sendiri. Berdasarkan nilai – nilai kebudayaan yang beragam,
kompleks dan terintegrasi maka suatu proses pendidikan tidak dapat dilihat dari
satu sudut saja. Tetapi harus menggunakan pandangan yang multi displiner.
Manusia sebagai
makhluk sosial, dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari hubungan sosial.
Kebudayaan mengatur manusia untuk bertindak. Kebudayaan melahirkan kaidah –
kaidah untuk melindungi masyarakat dari kehancuran yang diakhibatkan oleh
kekuatan – kekuatan tersembunyi di masyarakat. Kaidah – kaidah ini berupa petunjuk
cara bertingkah laku di dalam pergaulan hidup. Kebudayaan mengatur agar manusia
dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya
kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Apabila manusia hidup sendiri, maka
tak aka nada manusia lain yang merasa terganggu oleh tindakan – tindakannya.
Akan tetapi setiap manusia, bagaimana hidupnya akan selalu menciptakan
kebiasaan bagi dirinya sendiri.
Manusia tanpa
kebudayaan dan pendidikan bagaikan kesatuan tubuh yang tanpa arti.
Karena kebudayaan manusia dapat mengetahui semua yang ada di lingkungannya.
Peranan kebudayaan dan pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia.
Sekolah adalah salah satu contoh kebudayaan dan pendidikan. Sekolah merupakan
suatu lembaga utama ( selain keluarga ) yang dipergunakan oleh orang dewasa
dalam mewariskan kebudayaan kepada anak – anaknya ( generasi penerus ). Oleh
karena itu orang dewasa yang ada di sekolah ( guru ) harus memiliki pemahaman
yang jelas tentang budaya yang berkembang di masyarakat, baik secara mikro
maupun secara makro yang meliputi tentang nilai, kepercayaan, dan norma.
Manusia merupakan
individu yang memerlukan pendidikan yang layak. Pendidikan salah satu contoh
kebudayaan yang selalu berkembang sesuai perkembangan zaman. Manusia yang baik
adalah manusia yang dapat melestarikan kebudayaannya karena manusia sebagai
makhluk budaya. Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya
dan yang menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia. Hal ini juga yang
membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya ( hewan ) dengan adanya
kebudayaan dan pendidikan. Perkembangan pendidikan sejajar dengan perkambangan
kebudayaan. Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena
pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai –
nilai kebudayaan ( pendidikan bersifat reflektif ). Pendidikan
juga bersifat progresif yaitu yang selalu mengalami perubahan
perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan. Kedua sifat tersebut
berkaitan erat dan terintegrasi. Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal
yang disengaja diadakan atau tidak. Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi
bangsa lain, membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus
menjadi cermin tingkat pendidikan.
Pendidikan informal
lebih dahulu ada
dari pada pendidikan formal ( education dan
schooling ) pendidikan informal merupakan unsur mutlak kebudayaan untuk
semua tingkat kebudayaan yang muncul karena adanya pembagian kerja. Pada
dasarnya keduanya disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan keduanya tidak
berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan formal, tetapi
kebersamaan warga dan negara karena segala unsure kebudayaan bernilai
pendidikan baik yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan. Setiap
manusia itu membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat
mempunyai kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan
dirinya sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat
diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku
manusia dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah
yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan
berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui
suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat
rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan
perkembangan yang optimal sebagai manusia
Dengan demikian pendidikan
merupakan ikhtiar pembudayaan demi peradaban manusia. Pendidikan bermakna
sebagai proses pembudayaan dan seiring bersama itu berkembanglah sejarah
peradaban manusia. Seluruh kebudayaan hanya bias dialihkan dari satu generasi
ke generasi lain melalui pendidikan. Kalau demikian halnya maka pendidikan
tidak hanya merupakan prakarsa bagi terjadinya pengahlian pengetahuan dan
keterampilan tetapi juga melalui pengalihan nilai – nilai budaya dan norma –
norma sosial.
Nilai – nilai budaya
yang diwariskan merupakan unsur luar yang masuk ke dalam diri manusia,
sementara dalam diri manusia ada unsur yang menonjol keluar seperti
perkembangan potensi yang dimiliki manusia. Tugas utama pendidikan adalah
berusaha mewariskan nilai – nilai budaya tersebut, sesuai dengan potensi dan
lingkungan pada individu dan masyarakat. Hasan Langgulung, menyatakan sulit
dibayangkan bahwa seseorang tanpa lingkungan yang member corak kepada watak dan
kepribadian, sebab lingkungan inilah yang berusaha mewariskan nilai – nilai
budaya yang dimilikinya dengan tujuan memelihara kepribadian dan identitas
budaya tersebut sepanjang zaman. Sebab budaya dan peradaban juga bias mati
apabila nilai – nilai, norma – norma dan berbagai unsur lainnya yang dimiliki
berhenti dan tidak berfungsi lagi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia memiliki
inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup berbudaya, dan
membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada di luar manusia, bahkan hakikatnya
meliputi perbuatan manusia itu sendiri. Berbicara tentang kebudayaan adalah
berbicara tentang manusia itu sendiri. Kebudayaan bertautan dengan kehidupan
manusia sepenuhnya, kebudayaan menyangkut sesuatu yang Nampak dalam bidang
eksistensi setiap manusia. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan, bahkan manusia
itu baru menjadi manusia karena bersama kebudayaannya ( C. A. Van Peursen, 1957
).
Setiap manusia itu
membutuhkan pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia dapat mempunyai
kemampuan – kemampuan untuk mengatur dan mengontrol serta menentukan dirinya
sendiri. Melalui pendidikan pula perkembangan kepribadian manusia dapat
diarahkan kepada yang lebih baik. Dan melalui pendidikan kemampuan tingkah laku
manusia dapat didekati dan di analisis secara murni. Kemampuan seperti itulah
yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan yang lainnya. Manusia dapat tumbuh dan
berkembang melalui pendidikan, karena manusia dapat tumbuh berkembang melalui
suatu proses alami menuju kedewasaan baik itu bersifat jasmani maupun bersifat
rohani. Oleh sebab itu manusia memerlukan Pendidikan demi mendapatkan
perkembangan yang optimal sebagai manusia.
Manusia merupakan
individu yang memerlukan pendidikan yang layak. Pendidikan salah satu contoh
kebudayaan yang selalu berkembang sesuai perkembangan zaman. Manusia yang baik
adalah manusia yang dapat melestarikan kebudayaannya karena manusia sebagai
makhluk budaya. Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang berbudaya
dan yang menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia. Hal ini juga yang
membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya ( hewan ) dengan adanya
kebudayaan dan pendidikan. Perkembangan pendidikan sejajar dengan perkambangan
kebudayaan. Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan, karena
pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan sebagai cermin nilai –
nilai kebudayaan ( pendidikan bersifat reflektif ). Pendidikan
juga bersifat progresif yaitu yang selalu mengalami perubahan
perkembangan sesuai tuntutan perkembangan kebudayaan.
B.
Saran
Kebudayaan
itu di ibaratnya seperti ciri khas dari manusia yang menggunakan kebudayaan
tersebut. Kita sebagai manusia yang berbudaya setidaknya kita dapat
menjaga kebudayaan yang kita punya bahkan kalau bisa kita melestarikan
kebudayaan yang ada di Indonesia. Agar tidak terpengaruh oleh kebudayaan luar
yang akhiri – akhir ini berkembang di dunia .
DAFTAR PUSTAKA
Hatimah,
I. dkk. ( 2010 ) Pembelajaran Berwawasan Kemasyaraktan. Jakarta :
Universitas Terbuka
Wahyudin, D. dkk. ( 2010 ) Pengantar
Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
http://hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/hubungan-kebudayaan-dengan-pendidikan.html
If you're trying hard to lose weight then you absolutely have to get on this brand new personalized keto meal plan.
BalasHapusTo create this keto diet, certified nutritionists, personal trainers, and chefs have united to develop keto meal plans that are efficient, suitable, economically-efficient, and enjoyable.
Since their launch in January 2019, 1000's of individuals have already completely transformed their figure and health with the benefits a certified keto meal plan can give.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-proven ones given by the keto meal plan.